Selasa, 09 Juni 2009

Benih Ikan Nila dari Raja Thailand

Benih Ikan Nila dari Raja Thailand
Senin, 10 Maret 2008 
Gunung Kidul, Kompas - Masyarakat Gunung Kidul masih belum memanfaatkan telaga yang mulai terisi air di musim hujan. Mayoritas dari sekitar 240 telaga terbengkalai, meskipun penuh air. Tahun ini masyarakat diajak mengoptimalkan pemanfaatan telaga dengan menebar benih ikan. Telaga di Gunung Kidul biasanya terisi air selama 5-6 bulan sebelum mengering. Kami mulai membantu penyediaan benih ikan nila. Tahun depan diharapkan masyarakat mulai membudidayakan ikan di telaga secara swadaya, ungkap Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunung Kidul Budi Martono, Sabtu (8/3). Tahun ini pemerintah akan membagikan 250.000 ekor nila untuk ditebar di seluruh telaga kabupaten tersebut. Dana itu diambil dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Meskipun ada beberapa danau yang sudah dimanfaatkan untuk budidaya ikan, mayoritas masih terbengkalai.
Di Tlogo Poko, Dusun Poko, Kecamatan Ponjong, misalnya, mulai ditebarkan 12.000 ekor ikan nila yang nantinya akan dikelola oleh kelompok tani setempat. Penebaran benih ikan tersebut dilaksanakan oleh Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X yang mengungkapkan memperoleh benih ikan nila tersebut dari Raja Thailand Bhumibol Adulyadej. Untung Dengan tingkat kematian ikan nila maksimal 20 persen, menurut Kepala Bidang Bina Produksi Dinas Kelautan dan Perikanan Gunung Kidul Sangadi Hudoyo, petani nantinya bisa memperoleh keuntungan yang lumayan.
Dari harga ikan nila Rp 12.500 per kilogram, petani bisa memperoleh hasil penjualan Rp 9 juta. Diharapkan budidaya nila di telaga juga bisa memenuhi kecukupan gizi masyarakat. Apalagi hasil budidaya ikan selama ini masih digunakan untuk konsumsi sehari-hari. Budidaya perikanan darat di Kabupaten Gunung Kidul saat ini masih mengandalkan lele lahan kering. Masyarakat memelihara lele dengan menggunakan terpal yang menampung air hujan. Seorang warga, Wasti (45), mengaku bisa memanen satu kuintal lele untuk konsumsi keluarganya. Awalnya, ia hanya menebar 1.200 benih ikan lele dengan terpal ukuran 3 meter x 5 meter. Jumlah kelompok petani budidaya ikan lele sudah mencapai 87 kelompok. Hasil produksi lele dinilai masih kurang karena hanya cukup untuk pemenuhan konsumsi di Gunung Kidul. Tahun ini pemerintah pusat akan mengucurkan dana Rp 1,4 miliar untuk budidaya lele dan Rp 100 juta untuk nila.
Sumber : Kompas 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar